Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2025

Iran Ancang-Ancang "Sabotase" Kesepakatan Nuklir AS: Apa Dampaknya bagi Dunia?

Kesepakatan nuklir Iran dengan Amerika Serikat (AS) dan negara-negara dunia kembali memanas. Setelah bertahun-tahun di ambang kehancuran, pejabat Iran kini secara terbuka mengancam akan melakukan  sabotase  terhadap perjanjian tersebut jika AS tidak memenuhi kewajibannya. Bagaimana situasi terkini, dan mengapa ancaman ini penting untuk diwaspadai? Simak analisis lengkapnya! Latar Belakang: JCPOA yang Terus Diterpa Krisis Kesepakatan  Joint Comprehensive Plan of Action  (JCPOA) 2015 dirancang untuk membatasi program nuklir Iran sebagai ganti pencabutan sanksi ekonomi. Namun, sejak AS menarik diri pada 2018 di era Trump, hubungan kedua negara terus memanas. Iran pun mulai meningkatkan pengayaan uranium hingga 60%—jauh di atas batas 3,67% yang diizinkan JCPOA. Meski perundingan untuk menghidupkan kembali kesepakatan sempat mengemuka di era Biden, kebuntuan masih terjadi. Iran menuntut jaminan AS tidak akan keluar lagi dari perjanjian, sementara AS ingin pembatasan ketat...

Serangan di Kashmir Memicu Ketegangan, India Ancam Eskalasi Militer: Apa yang Perlu Diketahui?

Serangan Mematikan yang Bisa Picu Konflik Baru Pada 9 Juni 2024, wilayah Jammu dan Kashmir kembali gempar. Sebuah serangan terhadap pasukan keamanan India di distrik Kathua menewaskan 5 tentara dan melukai 7 orang. Insiden ini disebut sebagai serangan terparah dalam setahun terakhir, dan langsung memanas karena pemerintah India menuding kelompok militan berbasis Pakistan sebagai dalangnya. Apakah ini akan memicu eskalasi militer seperti setelah serangan Pulwama 2019? Simak analisis lengkapnya! Detik-detik Serangan: Lokasi, Korban, dan Pelaku Menurut laporan  The Hindu  dan  Al Jazeera , serangan terjadi saat konvoi tentara India sedang patroli di daerah hutan dekat perbatasan. Para militan menggunakan granat dan senjata otomatis, lalu kabur ke wilayah pegunungan. Sumber intelijen menyebut modus operandi mirip dengan kelompok Jaish-e-Mohammed (JeM) atau Lashkar-e-Taiba (LeT)—dua organisasi yang kerap dianggap "proxy" Pakistan oleh India. Lokasi : Kathua, wilayah Jammu (dek...

Perang Ukraina: Muncul Tuduhan Keterlibatan Warga Negara Tiongkok, Beijing Membantah

Jakarta, Indonesia - Konflik berkepanjangan di Ukraina kembali memanas dengan munculnya tuduhan keterlibatan warga negara Tiongkok dalam perang tersebut. Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, menyatakan bahwa setidaknya 155 warga Tiongkok sedang bertempur untuk Rusia di Ukraina.     Zelenskyy bahkan menuding Rusia "menyeret" Tiongkok ke dalam perang dan menuduh Beijing mengetahui adanya perekrutan warganya oleh tentara Moskow. Laporan lain juga menyebutkan lebih dari 150 tentara bayaran Tiongkok bertempur untuk Rusia, dengan Zelenskyy mengindikasikan bahwa jumlah sebenarnya bisa jauh lebih tinggi. Selain itu, Ukraina juga melaporkan telah menangkap dua tentara Tiongkok di wilayah Ukraina.     Tuduhan ini langsung dibantah keras oleh Beijing. Pemerintah Tiongkok menyebut klaim Ukraina tersebut "sama sekali tidak berdasar" dan "tidak berdasar sama sekali". Tiongkok secara konsisten mempertahankan sikap netralnya dalam konflik ini dan menyerukan gencata...

Perang Dagang AS-China Memanas: Tarif Impor Dinaikkan, Dampak Global Mengkhawatirkan

Jakarta, Indonesia - Ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok kembali menjadi sorotan utama dalam berita dunia hari ini. Langkah-langkah terbaru dari kedua negara menunjukkan eskalasi yang signifikan dalam konflik yang berpotensi merugikan ekonomi global. Presiden AS, Donald Trump, mengumumkan penangguhan tarif timbal balik selama 90 hari untuk sebagian besar negara. Namun, kebijakan ini tidak berlaku untuk Tiongkok. Tarif impor barang-barang Tiongkok justru dinaikkan secara drastis menjadi 125%. Langkah ini diyakini sebagai strategi untuk meningkatkan tekanan pada Beijing terkait praktik perdagangan yang dianggap tidak adil.   Tiongkok tidak tinggal diam. Sebagai respons, negara tersebut menaikkan tarif impor barang-barang AS menjadi 84% , menunjukkan ketegasan mereka dalam menghadapi tekanan dari Washington. Gedung Putih bahkan mengonfirmasi tarif sebesar 104% untuk beberapa produk tertentu dari Tiongkok.   Eskalasi perang dagang ini menimbulkan ke...

Gebrakan Trump Lagi? Usul Tarif Impor 10%, Disebut Kenaikan Pajak Terbesar di AS!

Rencana Presiden AS Donald Trump soal tarif universal bisa bikin harga barang naik. Gimana ceritanya? Presiden Amerika Serikat ini kabarnya lagi punya rencana ekonomi yang cukup bikin heboh, Trump sedang mempertimbangkan untuk menerapkan  tarif impor universal sebesar 10%  untuk semua barang yang masuk ke AS. Lho, kok tarif impor disebut "kenaikan pajak"? Dan apa dampaknya buat kita semua? Yuk, kita bedah pelan-pelan! Apa Sih Rencana Tarif Universal Trump? Intinya sih, Trump mengusulkan untuk mengenakan pajak tambahan (tarif) sebesar 10% pada  semua  produk yang diimpor ke Amerika Serikat, nggak peduli dari negara mana asalnya. Gampangnya, bayangin kalau kamu beli barang dari luar negeri, nah nanti ada tambahan biaya 10% di atas harga aslinya sebelum barang itu bisa dijual di AS. Kenapa Disebut "Kenaikan Pajak Terbesar"? Di sinilah letak perdebatannya. Menurut laporan dari berbagai sumber, termasuk MSN dan analisis dari lembaga seperti Tax Foundation, kebijakan tari...