Bayangkan sebuah papan catur raksasa, di mana setiap bidak adalah negara adidaya, dan taruhannya bukan sekadar wilayah, melainkan masa depan dunia. Inilah yang sedang terjadi di Arktik, kawasan beku yang kini menjadi medan laga baru antara Rusia, Amerika Serikat, dan sekutunya. Baru-baru ini, pernyataan mengejutkan datang dari Moskow: Rusia siap berperang demi Greenland jika perlu. Pernyataan ini bukan sekadar gertakan, melainkan sinyal bahwa perebutan dominasi di Kutub Utara telah mencapai titik didih baru. Greenland: Permata Beku yang Diperebutkan Greenland, pulau terbesar di dunia yang selama ini lebih dikenal sebagai negeri es dan aurora, kini menjadi rebutan. Bukan karena keindahan alamnya, melainkan karena potensi sumber daya alam yang terkubur di bawah lapisan esnya. Dari minyak, gas, hingga mineral langka yang sangat dibutuhkan untuk teknologi masa depan, Greenland adalah jackpot yang menggiurkan. Tak heran jika Rusia mengeluarkan pernyataan keras. Mereka melih...
Bayangkan dilahirkan dengan cacat bawaan parah karena sesuatu yang terjadi pada kakek atau nenek Anda lima dekade lalu. Itulah kenyataan pahit yang dihadapi ribuan anak-anak Vietnam hingga hari ini — korban tak bersalah dari warisan mengerikan bernama Agen Orange. Lima puluh tahun setelah perang Vietnam berakhir, dampak racun herbisida ini masih menghantui generasi ketiga dan keempat. Dan kini, saat dukungan internasional mulai terpotong, nasib mereka semakin terancam. Warisan Kelam Agen Orange yang Terus Membayangi Jika kamu pikir perang hanya meninggalkan bekas luka pada generasi yang mengalaminya, pikir lagi. Agen Orange, herbisida beracun yang digunakan militer AS selama Perang Vietnam, telah menciptakan bencana kemanusiaan yang berlangsung hingga generasi mendatang. Dari tahun 1961 hingga 1971, militer AS menyemprotkan sekitar 80 juta liter bahan kimia beracun — 61% di antaranya adalah Agen Orange — yang menutupi sekitar seperempat wilayah Vietnam Selatan. Kampanye perang kimi...