Pernahkah Anda bertanya-tanya bagaimana perusahaan paylater atau Buy Now Pay Later (BNPL) seperti Shopee PayLater, Kredivo, dan Akulaku bisa meraup keuntungan miliaran rupiah dari layanan yang tampak "gratis" bagi konsumen? Jawabannya terletak pada model bisnis yang canggih dan beragam sumber pendapatan yang tersembunyi di balik kemudahan cicilan 0%. Industri BNPL global mencapai nilai sekitar 560 miliar dolar AS pada 2025, dengan proyeksi pertumbuhan mencapai 1,43 triliun dolar AS pada 2029. Di Indonesia sendiri, pasar BNPL diperkirakan tumbuh 13,5% secara tahunan untuk mencapai 8,59 miliar dolar AS pada 2025, menjadikannya salah satu segmen fintech dengan pertumbuhan tercepat di Tanah Air. Mesin Pendapatan BNPL: Bukan dari Konsumen, Tapi dari Merchant Berbeda dengan persepsi umum, perusahaan BNPL Indonesia seperti Kredivo, Akulaku, dan Shopee PayLater tidak mengandalkan bunga dari konsumen sebagai sumber utama pendapatan mereka. Sebaliknya, mereka menerapkan strategi yan...
Bayangkan sebuah kota metropolitan yang tiba-tiba lumpuh karena ribuan warganya terjangkit virus misterius. Bukan lagi skenario film fiksi ilmiah, ini adalah realitas yang sedang terjadi di Provinsi Guangdong, China . Sejak Juni 2025, lebih dari 8.000 orang telah terkonfirmasi positif virus chikungunya, menjadikan ini sebagai wabah terbesar yang pernah tercatat dalam sejarah China. Yang membuat situasi ini begitu mengkhawatirkan? Populasi China sama sekali tidak memiliki kekebalan terhadap virus yang disebarkan nyamuk ini. Seperti kanvas kosong yang siap dilukis, sistem imun penduduk China menjadi sasaran empuk bagi virus yang berasal dari kata dalam bahasa Kimonde yang berarti "yang membungkuk" - merujuk pada postur tubuh penderita yang kesakitan karena nyeri sendi hebat. Anatomisme Krisis: Ketika Foshan Menjadi Pusat Badai Kota Foshan yang terletak sekitar 170 kilometer dari Hong Kong telah menjadi episentrum dari bencana kesehatan ini. Dalam satu minggu saja, hampir...