Dunia Timur Tengah kembali bergelora. Sebuah serangan udara Israel yang menewaskan Perdana Menteri Houthi Ahmed Ghaleb al-Rahawi pada 28 Agustus 2025 telah memicu gelombang kemarahan yang mengubah lanskap konflik regional. Bukan sekadar pembalasan, melainkan deklarasi perang total yang mengancam stabilitas Laut Merah dan sekitarnya. Operasi "Lucky Drop": Serangan yang Mengubah Segalanya Israel menyebut operasi pembunuhan ini sebagai "Lucky Drop" – nama yang ironis mengingat dampak luas yang akan ditimbulkannya. Ahmed al-Rahawi tewas dalam serangan Kamis di Sana'a bersama sejumlah menteri, kata para pemberontak dalam pernyataan. Operasi presisi ini tidak hanya menargetkan satu individu, melainkan seluruh inti kepemimpinan sipil Houthi. Serangan dilakukan saat para pejabat tinggi Houthi berkumpul di Bayt Baws, Sana'a, untuk menyaksikan pidato televisi pemimpin mereka Abdul-Malik al-Houthi. Intelijen Israel memberikan informasi real-time tentang pertemuan t...
Pembebasan Edan Alexander Di balik gemericik air mancur di halaman Istana Kepresidenan Israel, sebuah pengakuan mengejutkan meluncur dari bibir Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. “Donald Trump memberikan kontribusi nyata dalam proses ini,” ujarnya dalam konferensi pers 12 Juli 2024, mengakhiri 19 bulan ketegangan diplomatik sekitar nasib Edan Alexander – warga Amerika-Israel yang terjebak dalam jerat politik Timur Tengah. Sandera yang Menjadi Simbol Diplomasi Global Edan Alexander, pemuda 24 tahun dengan kewarganegaraan ganda, terseret dalam pusaran konflik saat mengunjungi keluarga di Tepi Barat pada November 2022. Insiden penahanan oleh otoritas Palestina yang berkembang menjadi krisis internasional ini menyimpan plot yang lebih rumit dari sekadar kasus kriminal biasa. Sumber intelijen The Times of Israel mengungkapkan bahwa Alexander secara tidak sengaja terlibat dalam jaringan penyelundupan senjata antar-faksi. Situasi ini dengan cepat menjadi bahan tawar-me...