Detik-detik mencekam terekam jelas dalam video yang viral di media sosial. Sebuah jembatan megah yang menjulang 172 meter di atas lembah sungai tiba-tiba ambruk, menghujani aliran Sungai Dadu dengan reruntuhan beton dan debu mengepul tinggi. Bukan jembatan tua yang lapuk dimakan usia, melainkan Jembatan Hongqi yang baru beroperasi selama 10 bulan. Insiden mengejutkan itu terjadi pada Selasa sore, 11 November 2025, di Prefektur Otonomi Tibet dan Qiang Ngawa Aba, Provinsi Sichuan, China barat daya. Jembatan sepanjang 758 meter yang dijuluki "Jembatan di Awan" itu runtuh setelah diterjang longsor dahsyat akibat hujan lebat berkepanjangan. Untungnya, tidak ada korban jiwa dalam tragedi ini. Kepolisian kota Maerkang telah menutup akses jembatan sejak Senin sore, sehari sebelum kejadian, setelah petugas menemukan tanda-tanda bahaya. Tanda Bahaya yang Tepat Waktu Kewaspadaan petugas kepolisian Maerkang terbukti menyelamatkan nyawa. Pada 10 November, mereka mendeteksi adanya reta...
mikroplastik Hidup Modern, Masalah Mikroskopis: Saatnya Mengambil Kendali Kita hidup di era kenyamanan yang didominasi plastik. Dari kemasan kopi pagi hingga kain pakaian teknis yang kita kenakan saat berolahraga, polimer sintetis telah meresap ke setiap sudut eksistensi kita. Namun, kenyamanan ini datang dengan harga tersembunyi, harga yang dibayar dalam partikel berukuran mikron. Selamat datang di realitas mikroplastik—sebuah polusi yang begitu kecil hingga tak terlihat, namun begitu luas hingga mustahil diabaikan. Mikroplastik, didefinisikan sebagai fragmen plastik berukuran kurang dari lima milimeter, adalah momok yang sunyi. Mereka tidak hanya mencemari lautan terdalam, tetapi juga ditemukan dalam udara yang kita hirup, makanan yang kita santap, dan bahkan di dalam darah manusia . Ini bukan alarm fiksi ilmiah; ini adalah kenyataan sehari-hari kita. Sebuah studi mengestimasi bahwa rata-rata orang mungkin menelan sekitar lima gram plastik setiap minggu —setara dengan ...