Langsung ke konten utama

Kontroversi di Glastonbury: Polisi Inggris Menyelidiki Komentar Anti-Israel Seorang Rapper

Glastonbury Festival, ajang musik paling prestisius di Inggris, seharusnya menjadi panggung selebrasi budaya dan ekspresi artistik. Tapi akhir pekan lalu, festival ini berubah menjadi titik panas perdebatan global tentang batas kebebasan berekspresi, solidaritas politik, dan pengawasan pemerintah. Penyebabnya: komentar pedas terkait Israel yang dilontarkan secara langsung oleh seorang rapper di tengah pertunjukannya—dan kini polisi Inggris pun turun tangan.

Dalam iklim internasional yang sedang membara, momen ini menjadi lebih dari sekadar kontroversi selebriti. Ini adalah refleksi bagaimana dunia hiburan, politik, dan kebebasan berbicara saling berbenturan dalam lanskap modern yang serba sensitif.


Rapper Inggris di Bawah Sorotan: Siapa, Apa, dan Mengapa?

Pada Sabtu malam, di panggung utama Glastonbury yang disaksikan ribuan penonton dan jutaan netizen lewat siaran langsung, rapper Inggris yang dikenal karena lirik-lirik sosial dan politiknya—Lowkey—melontarkan komentar tajam soal kebijakan Israel terhadap Gaza, menyebut negara tersebut sebagai “rezim apartheid” dan menyerukan perhatian dunia terhadap penderitaan rakyat Palestina.

"Ini bukan hanya festival, ini adalah panggung untuk kebenaran," katanya sebelum menyampaikan lagu yang liriknya penuh sindiran politik. Reaksi dari penonton pun beragam—sebagian berdiri memberi tepuk tangan, sebagian tampak kaget.

Namun yang lebih menghebohkan adalah reaksi dari otoritas. Segera setelah pertunjukan itu viral, Polisi Avon and Somerset mengumumkan bahwa mereka tengah meninjau komentar Lowkey untuk melihat apakah ada pelanggaran hukum, khususnya di bawah Undang-Undang Hasutan Kebencian yang berlaku di Inggris.


Apa yang Dikejar Polisi?

Polisi menyatakan mereka tengah menelaah apakah komentar sang rapper dapat dikategorikan sebagai ujaran kebencian terhadap kelompok etnis tertentu—dalam hal ini, warga keturunan Yahudi.

Menurut penjelasan mereka, proses ini bukan berarti langsung menuju penyidikan, tapi lebih merupakan pengumpulan informasi. Polisi bekerjasama dengan penyelenggara Glastonbury dan melakukan komunikasi dengan Komunitas Yahudi Inggris, yang melaporkan insiden ini sebagai sesuatu yang bersifat ofensif dan menyinggung.

Menariknya, sebagian besar media Inggris menyebut bahwa investigasi ini akan memperhitungkan faktor konteks politis dan seni panggung, bukan semata-mata isi literal komentarnya.


Aturan Main di Inggris: Bebas Bicara tapi Ada Batas

Inggris memiliki rekam jejak panjang dalam menyeimbangkan antara kebebasan berbicara dan perlindungan terhadap ujaran kebencian. Undang-undang seperti Public Order Act 1986 melarang penyebaran kebencian berdasarkan ras, agama, atau orientasi seksual. Namun, hukum Inggris juga memberikan ruang bagi ekspresi seni dan politik—syaratnya tidak menimbulkan ancaman nyata atau menghasut kekerasan.

Dalam kasus ini, pertanyaannya adalah: apakah pidato sang rapper merupakan pandangan politik, atau telah melangkah menjadi serangan terhadap kelompok tertentu?

Ini bukan hal baru dalam dunia panggung. Musisi seperti Roger Waters dan bahkan kelompok hip-hop seperti Public Enemy juga pernah menghadapi tuduhan serupa.


Tabel: Komparasi Kasus Serupa dalam Dunia Musik dan Kebebasan Ekspresi

Nama Artis

Tahun

Isu Kontroversial

Tanggapan Hukum

Lowkey

2024

Komentar Anti-Israel di Glastonbury

Ditinjau oleh Polisi Inggris

Roger Waters

2023

Visual Nazi di konser

Diselidiki otoritas Jerman

M.I.A

2009

Dukungan untuk Tamil Tigers

Dikritik media dan pejabat pemerintah

Public Enemy

1989

Lirik provokatif terhadap sistem

Diprotes stasiun radio dan media


Reaksi Publik: Terbelah Antara Dukungan & Kekhawatiran

Tagar #FreeLowkey mendadak naik daun di media sosial, sebagian besar diisi oleh pengguna yang menganggap bahwa komentar Lowkey hanyalah bentuk kritik terhadap kebijakan pemerintah Israel—bukan anti-Semitisme.

Namun, tak sedikit pula yang melihat aksi tersebut sebagai provokasi berbahaya yang justru mempertegang suasana. Pihak Community Security Trust, sebuah organisasi perlindungan warga Yahudi di Inggris, meminta pihak penyelenggara untuk tidak memberikan ruang bagi “propaganda kebencian.”


Glastonbury: Festival Musik atau Panggung Politik?

Sejak kelahirannya pada 1970, Glastonbury telah menjadi ajang yang tak hanya menyatukan genre musik, namun juga menyuarakan nilai kemanusiaan dan lingkungan. Tapi tahun ini, pertunjukan musik menjadi panggung pernyataan geopolitik.

Penyelenggara Glastonbury hingga kini belum mengeluarkan pernyataan resmi, meski laporan menyebut bahwa mereka tengah mengevaluasi standar artistik dan keamanan untuk festival mendatang.

Yang jelas, festival ini secara tak langsung sedang mempertanyakan ulang: sampai di mana batas antara kebebasan artistik dan tanggung jawab sosial?


Siapa Sebenarnya Lowkey?

Lowkey, atau Kareem Dennis dalam nama aslinya, adalah rapper berdarah campuran Irak-Inggris yang dikenal luas karena kritik sosial dan politiknya dalam lagu-lagunya. Musiknya kerap mengangkat tema imperialisme, kolonialisme, dan ketidakadilan internasional, menjadikannya figur penting dalam ranah musik alternatif politik.

Ia bukan selebriti arus utama, tapi justru karena itulah suaranya dianggap lebih "liar" dan bebas dari sensor arus utama media. Kontroversi ini bisa dibilang bukan yang pertama untuknya—dan hampir pasti bukan yang terakhir.


Apa Artinya Ini Semua Untuk Dunia Musik dan Politik Indonesia?

Bagi pembaca Indonesia, kejadian ini menjadi pengingat bahwa dunia hiburan kini tidak bisa terlepas dari dinamika politik global. Musisi bukan cuma penghibur; mereka pembentuk narasi publik. Dan kritikan terhadap negara seperti Israel bisa berdampak besar, baik secara pribadi maupun hukum.

Dengan sentimen global terhadap isu Palestina yang semakin memanas, komentar seperti milik Lowkey akan terus menjadi bahan bakar perdebatan, tak hanya di London atau New York, tetapi juga di Jakarta atau Yogyakarta.


Bisakah Musik Tetap Netral?

Glastonbury 2025 adalah pengingat bahwa netralitas dalam musik hanyalah ilusi. Ketika dunia serba terhubung dan konflik geopolitik bisa meledak lewat lirik lagu, para musisi harus bersiap jadi politisi—suka atau tidak suka.

Pertanyaannya sekarang: apakah publik akan tetap mendukung ekspresi bebas, atau justru akan menuntut kontrol lebih ketat karena ketakutan akan kerusuhan sosial?

Dan kamu sendiri, sebagai penonton dan pendengar, di mana kamu berdiri?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tabrakan Kereta Api di Yunani Tewaskan 26 dan Lukai 85 Orang

Sebuah kereta penumpang dan kereta barang yang melaju terlibat dalam tabrakan dahsyat di Yunani utara pada Rabu pagi. Tabrakan tersebut mengakibatkan 26 korban jiwa dan 85 luka-luka, menurut pejabat Dinas Pemadam Kebakaran. Beberapa mobil tergelincir dan setidaknya tiga terbakar setelah tabrakan di dekat Tempe. Petugas rumah sakit di Larissa melaporkan bahwa sedikitnya 25 orang mengalami luka serius. Tim penyelamat yang memakai lampu kepala bekerja di tengah asap tebal untuk menarik potongan logam yang hancur dari gerbong rel untuk mencari orang yang terjebak. Penumpang yang mengalami luka ringan atau tidak terluka diangkut dengan bus ke Thessaloniki. Tabrakan itu digambarkan sebagai "sangat kuat" dan "malam yang mengerikan" oleh Costas Agorastos, gubernur wilayah Thessaly. Operator kereta melaporkan bahwa kereta penumpang tujuan utara dari Athena ke Thessaloniki memiliki sekitar 350 penumpang saat tabrakan terjadi.

Kebocoran Lab 'Kemungkinan Besar' Asal-Usul COVID, Menurut Laporan

Asal-usul COVID-19 masih belum bisa diketahui dengan pasti, tetapi Departemen Energi AS dilaporkan yakin bahwa virus tersebut kemungkinan besar merupakan hasil dari kebocoran laboratorium di China. Menurut The Wall Street Journal, penilaian tersebut dibuat dengan "keyakinan rendah" dan belum dikonfirmasi oleh pemerintah AS. Penasihat keamanan nasional Gedung Putih, Jake Sullivan, mengatakan bahwa "saat ini belum ada jawaban pasti" dari komunitas intelijen tentang asal usul virus. Empat elemen komunitas intelijen AS mengatakan pada tahun 2021 bahwa mereka memiliki "keyakinan rendah" COVID-19 awalnya menyebar dari hewan ke manusia, sementara satu elemen menilai dengan "keyakinan sedang" bahwa infeksi manusia pertama adalah hasil dari " insiden terkait laboratorium, mungkin melibatkan eksperimen, penanganan hewan, atau pengambilan sampel oleh Institut Virologi Wuhan." Organisasi Kesehatan Dunia semakin menerima kemungkinan bahwa virus t...

Kepala Polisi Stockholm Ditemukan Tewas Setelah Ada yang Laporan yang Mengkritiknya

Seorang perwira polisi senior Swedia ditemukan tewas di rumahnya, beberapa jam setelah rilis laporan internal yang menemukan konflik kepentingan terkait keputusan yang dia buat tentang mantan karyawan yang memiliki hubungan dengannya, kata polisi. Mats Löfving, kepala polisi di wilayah Stockholm, ditemukan tewas di rumahnya di kota Norrkoping, kata polisi. Dia berusia 61 tahun. Penyebab kematian belum jelas dan polisi melakukan penyelidikan sebagai prosedur standar. Perilaku Löfving sedang ditinjau baik oleh audit internal maupun investigasi kriminal, dalam kasus yang mengguncang kepemimpinan polisi Swedia dan menjadi berita utama di seluruh negara Skandinavia. Penyelidikan berfokus pada hubungannya dengan seorang karyawan wanita saat dia menjadi kepala Departemen Operasi Nasional kepolisian. Investigasi internal pada Rabu menemukan adanya konflik kepentingan saat Löfving membuat keputusan terkait gaji dan posisi karyawan. Penyelidik mengatakan bahwa keputusan tersebut menimbulkan...